Jumat, 22 Mei 2015

2 - Masuk Rumah Sakit.


Dengan mata melotot, ia memukul muka gue dengan sekuat tenaga. Orang-orang, terutama wanita berteriak, " Awas .... ". Gue juga kaget dipukul seperti itu. 

Untung saja gue jago kungfu. Tangan kanan gue dengan cepat menangkis pukulan lawan. Sedangkan tangan kiri gue melancarkan serangan balik kepada lawan. Buuukk!! Suara keras terdengar ketika kepalan tangan gue menghantam mukanya. Dia jatuh ke belakang. 

Para penumpang bertepuk tangan melihat lawanku jatuh. 


Mendengar suara ribut, gerombolan pencopet segera meninggalkan cewe muda tersebut dan mereka bergerak serentak menyerangku.

Tentu saja gue tidak takut. Gue kan jago kungfu. Kaki kiri gue maju ke depan, kaki kanan ke belakang. Gue berdiri menyamping dengan kepalan tangan kiri ada di bawah hidung. Sedangkan kepalan tangan kanan gue ada di depan dada, siap untuk memukul.

" Ayo....... maju semuanya. Biar gue hajar sekalian ! ", Teriak gue menggertak mereka. 


Salah seorang dari mereka telah menendang kearah dadaku. Sebagai ahli kungfu tentu saja gue mudah menghindar dari serangannya. Dengan cepat gue melakukan serangan balik. Tinju gue kembali memakan korban. Dia jatuh ke belakang.

Hatiku bersorak kegirangan melihat satu lagi musuhku jatuh ke belakang. 

Buuukk!! Kepalaku mendadak sakit sekali. 

Rupanya kepalaku dipukul dari belakang oleh seorang gerombolan pencopet yang pura-pura sebagai penumpang. 

Bukan hanya sekali kepalaku dipukulnya. Pukulan kedua membuat kepalaku serasa pecah. Pukulan ketiga membuatku jatuh pingsan. Aku juga tidak tahu, apakah setelah pingsan, aku masih terus dipukuli olehnya.

Ketika sadar dari pingsan, kepalaku sakit sekali. Bukan hanya kepalaku, seluruh badanku terasa sakit. Terasa seperti ditusuk ribuan jarum. Ketika aku membuka mata, aku merasa ruangan bergoyang. Aku langsung menutup mata.

Aku tahu kalau aku sedang dirawat di rumah sakit.


"Terima kasih Tuhan Yesus. Kamu sudah bangun", kudengar isak tangis seorang cewe.

"Beberapa jam terakhir, aku merasa sangat takut. Aku takut kamu mati", kata cewe itu lagi. 

Gue merasa tidak mengenalnya. Gue berusaha mengingat-ingat. Oh iya. Ini kan cewe yang tadi di bis.

" Selama beberapa jam ini, aku terus berdoa supaya kamu jangan mati. Kalau kamu mati, aku akan merasa sangat berdosa ", kata cewe itu lagi.

Jangan nangis. Gue mana bisa mati. Gue belum kawin, kata gue mencoba menghibur.

BERSAMBUNG.

resource : richard nata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar